Know a Little About

My Life Story

Nama saya Kiki Fauziah, biasa dipanggil Kiki. Lahir di Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah pada bulan Februari tahun 1990. Saya anak pertama dari empat bersaudara, dimana ketiga adik saya semuanya laki-laki. Saya besar di Kota Sampit, disana sejuta cerita masa kecil cukup mewarnai hari-hari saya. Saat masih Sekolah Dasar saya sudah pindah sekolah sebanyak tiga kali. Bukan karena saya terlibat banyak masalah di sekolah. Tapi karena saya mempunyai seorang Ayah yang cukup keras dengan dunia pendidikan. Jika beliau merasa tidak cocok dengan cara belajar dan lingkungan sekolah, beliau tidak ragu untuk mencari sekolah baru untuk saya. Saya yang masih kecil hanya bisa mengikuti kemauan beliau. Hingga disekolah yang terakhir pun Ayah masih berencana untuk memindahkan saya. Saya memohon untuk tidak pindah sekolah lagi. Karena saya lelah berganti lingkungan dan bertemu teman baru. Beruntungnya saat itu Ayah mulai mengerti dan mendengarkan kemauan anaknya. 

Discover my journey through teaching, music, photography, and the joys of life and food that inspire me daily.

Lulus Sekolah Dasar, orang tua saya memutuskan untuk memasukkan saya ke Pondok Pesantren yang setara dengan Sekolah Menengah Pertama. Saya menimba ilmu di Madrasah Tsanawiyah Normal Islam Putri RAKHA (Rasyidiyah Khalidiyah) Amuntai. Bayangkan saja anak baru lulus Sekolah Dasar dan seorang perempuan sudah harus berani jauh dari orang tua. Harapan orang tua saya agar lebih memahami tentang agama Islam dengan lebih dalam. Benar saja selama disana kehidupan sangat disiplin, bangun sangat pagi untuk mandi dan sholat subuh berjamaah. Keseharian disana dipenuhi dengan belajar dan kegiatan islami dari bangun pagi sampai tidur. Selama tiga tahun disana saya diajarkan dua bahasa yaitu bahasa Arab dan bahasa Inggris. Untuk berbicara sehari-hari bersama guru dan teman seasrama fokus menggunakan bahasa Arab. Apabila ketahuan menggunakan bahasa daerah atau bahasa Indonesia berbagai hukuman membersihkan asrama menanti.

Saya jadi betah menjadi seorang perantauan dan orang tua seratus persen mendukung dengan catatan menjadi seorang anak yang jujur, dapat dipercaya, dan membanggakan. Setelah lulus Sekolah, saya memutuskan untuk kuliah di Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru Program Studi MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) Jurusan Matematika atas saran Orang Tua saya karena nilai Matematika saya yang selalu tinggi. Tapi karena awalnya tidak ada keinginan untuk menjadi guru/pengajar, maka Matematika Murni lah yang menjadi pilihan saya. Masa kuliah saya disibukkan menjadi peserta, panitia kegiatan yang ada di kampus. Pernah menjabat sebagai Koordinator Departemen Media Informasi Himpunan Mahasiswa Matematika (Himatika) “Real” dan Anggota Departemen Informasi & Komunikasi BEM FMIPA UNLAM. Jadi masa kuliah saya termasuk aktif mengikuti berbagai kegiatan organisasi. Setelah lulus sarjana, Ayah saya mendorong saya untuk melanjutkan kembali pendidikan pada bidang Matematika. Karena perjuangan yang lumayan berat saat menempuh pendidikan Matematika Murni, akhirnya hasil diskusi bersama orang tua saya melanjutkan pendidikan Master di Universitas Negeri Malang Jurusan Pendidikan Matematika. 

Hobby saya yang lain adalah menonton film dan drama. Terutama drama korea dengan genre horror, thriller, action atau komedi. Mungkin teman-teman bertanya kenapa bukan genre romance. Tapi beberapa drama favorit saya bukanlah drama romantis, melainkan seperti serial Sweet Home, Kingdom, Gyeongseong Creature, Bloodhounds, All of Us Are Dead, & Squid Game. Tapi ada drama yang selalu saya rekomendasikan ke teman-teman saya jika ingin mencoba menonton drama korea, judulnya adalah "Prison Playbook".

Selain drama korea, terkadang saya juga menonton film. Film yang saya tonton beragam, mulai dari film Indonesia, Korea, Thailand, Hollywood, atau Bollywood.  Saya menyukai film-film Marvel yang biasanya saya tonton di Bioskop dan X-Men Series. Biasanya film yang sudah tidak tayang di bioskop, saya menonton di Netflix atau Prime Video. Film berkesan untuk saya selalu tentang Ayah dan Anak Perempuannya seperti sekuel Taken dan yang akan selalu saya rekomendasikan adalah film "Game Plan".

Lulus Pondok Pesantren bukannya kembali ke kota asal, saya melanjutkan perantauan di MAN 2 Model Banjarmasin. Disanalah bermula jiwa egois, posesif, kompetitif dan ambisi saya muncul. Saat kelas sepuluh saya mendapat peringkat satu selama dua semester. Naik ke kelas sebelas saya mengambil jurusan IPA yang dimana semua teman-teman hampir sama sifatnya seperti saya. Kelas XI IPA 1 menjadi kelas unggulan dengan semua siswa prestasi (peringkat 10 besar) dari XA dan XF berkumpul yang mengakibatkan peringkat saya turun. Ambisi dan kompetisi yang sangat tinggi ada pada saya dan selalu memikirkan bagaimana kembali menjadi peringkat satu. Persaingan selama belajar sangatlah sehat disana, tidak ada menyontek dalam kamus kelas kami. Saya bersyukur memilih sekolah di MAN 2 Model Banjarmasin dan dipertemukan dengan teman-teman saya yang sama ambisi dan kompetitifnya seperti saya. Sekolah kami juga prototipe madrasah aliyah yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat yang mengembangkan keunggulan kompetitif di bidang keterampilan tertentu.

Tahun 2024 ini saya mencoba hal baru sebagai wirausahawan. Tidak ada hentinya saya mencoba hal baru dan yang pasti dengan dukungan orang tua. Perlu diketahui, saya suka mengoleksi kaca mata hitam dan lensa kontak. Hal tersebut membuat saya jadi sering berkunjung ke Optik. Saya jadi memperhatikan orang-orang disekitar saya yang ternyata banyak yang menggunakan kaca mata dan lensa kontak. Membuat saya memikirkan hal ini ”Apa saya membuka usaha optik ya? Apa dengan membangun usaha optik saya bisa bantu teman-teman saya untuk memilihkan frame seperti apa untuk tampilan mereka lebih menarik ya?”. Dari pikiran-pikiran kecil dan rasa penasaran saya dengan dunia Optik yang cukup besar, menjadikan tekad dan keinginan saya semakin kuat untuk membangun ’Optik Realita’. Untuk mendukung bisnis yang saya rintis dan menambah ilmu baru dalam dunia Optik, saya sekarang sedang menempuh pendidikan di ARO Gapopin Jakarta.

Dan terakhir salah satu hobi saya adalah kuliner. Mencoba makanan yang sedang viral dan membuat foto atau videonya dan mempostingnya di Instagram. Saya bersama teman saya suka sekali mengunjungi tempat yang lagi ramai dibicarakan di sosial media atau bahasa zaman sekarang itu ‘Fomo’. Untuk menghilangkan rasa penasaran kami saja bagaimana suasana tempatnya dan rasa dari makanan atau minuman yang dijual ditempat tersebut. Jika tempat itu menurut kami sangat sesuai dengan iklannya, kami pasti kembali berkunjung kesana. 

Sekarang saya menjadi guru di salah satu Sekolah Dasar swasta di Kota Palangka Raya. Menjadi seorang guru Matematika di Sekolah Dasar sebenarnya bukanlah cita-cita saya sedari kecil. Tapi sudah sekitar 6 tahun lebih saya menjadi guru. Ternyata sebagai guru Matematika sangat memuaskan untuk saya karena penanaman konsep pada anak-anak yang saya pelajari selama kuliah bisa saya terapkan langsung kepada siswa-siswi saya. Jadi berawal dari bukan cita-cita menjadi perasaan antusias yang luar biasa untuk saya. Selelah apapun berada disekolah tidak ada rasa bosan untuk mengajar anak-anak. Melihat wajah mereka yang ceria dan polos membuat hati saya tersentuh. Saya merasa jika ini memang pekerjaan terbaik yang saya terima dan jalani dengan senang

Salah satu hobby saya adalah menghias jurnal dengan sticker, ataupun mengisi jurnal harian. Selain menulis jurnal, saya mulai belajar membuat lettering menggunakan spidol. Selain menulis jurnal, saya mencoba merakit bricks mini sebanyak sepuluh buah dan merakit balok puzzle bunga 3D. Saya juga baru mencoba menyusun puzzle 3D berbahan foam serta merakit rumah miniatur. Terkadang saya suka menghabiskan waktu berjam-jam duduk untuk menulis, mewarnai, atau merakit sesuatu tanpa memegang handphone atau bermain sosial media. Setelah selesai merakit atau membuat sesuatu menghasilkan rasa kepuasan tersendiri bagi saya dan salah satu cara mengelola emosi saya.

Ada satu kalimat yang saya selalu pegang teguh yaitu ‘Don’t stop when you're tired, but stop when you're done’. Kalimat ini saya gunakan saat membuat tugas akhir kuliah hingga sekarang, saya selalu mengedapankan jangan karena alasan lelah lalu kamu berhenti, tapi karena sudah selesai mengerjakan. Karena takutnya jika belum selesai dan mementingkan perasaan lelah tidak akan selesailah pekerjaan kita. Jadi semangat untuk mengejar apa yang Anda inginkan dan jangan lupa berdoa kepada Allah SW.T. untuk meminta dilancarkan segala urusannya dan jalan yang terbaik. Sekali lagi sekian dan terimakasih!

Gallery Showcase

Explore my journey through photography, teaching, music, and food.